Engkau-lah PELITA
dan kami hanya cahaya
berjuta-juta cahaya
berganti warna,
seiring waktu yang berbeda
PELITA tak pernah berubah
cahaya bertingkat-tingkat
dengan sesama cahaya
satu lenyap tertindih yang lainnya
melebur menjadi cahaya utama
kemudian lenyap,
kembali ke dalam PELITA
ENGKAU-lah sumber cahaya
dan kami hanya salah satu cahaya
dari miliaran penderan cahaya
yang terpancar dari sang PELITA
-Agus Mustafa-
“Allah mecahayai langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu didalam kaca. (dan) kaca itu seakan-akan bintang seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak disebalah timur tidak pula disebelah barat, yang minyaknya hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An Nuur: 35)
SubhanaAllah sangat mengagumkan Allah menggambarkan hubungan istimewaNya dengan makhluk. Allah bagaikan ‘Pelita Raksasa’ dibalik sebuah kaca rahasia. Sedangkan makhluk adalah cahaya yang terpancar kesegala penjuru alam semesta. Saudaraku, tidak akan tersingkap hijab antara Pelita dan cahaya, jika cahaya meresa terang disebabkan dirinya sendiri, jika cahaya cukup dengan terang, tidak akan utuh penglihatan cahaya terhadap Pelita jika cahaya hanya disibukan dengan melihat bayang-bayangnya sendiri untuk kesenangan dirinya sendiri, bahkan ia ‘cahaya’ cendrung tidak peduli dengan ‘cahaya’nya, ia hanya menikmati terangnya, hanya mengambil senangnya, bahagia dengan eksisitensinya. Identitas Pelita tidak akan pernah tampak karena tersimpan dalam ‘kaca rahasia’, kecuali cahaya mau melepaskan terompahnya (nafsu/belenggu/ego-red). Identitas Pelita tidak akan pernah tersingkap kecuali hanya lewat ‘tanda-tanda’ yang terpancar dari bermiliar-miliar cahayaNya.
![](http://1.bp.blogspot.com/-xq3lPkqVO2Q/TkYLiAIRpaI/AAAAAAAAACQ/xnvZ3GNzQnM/s200/3.jpg)
“Kemudian, Dia menyempurnakannya dan meniupkan ruh (ciptaan)-Nya kedalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagi mu, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur” (QS. As-Sajadah : 9)
bersambung .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar